Tahun 2021 menjadi babak yang unik dalam sejarah pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Di tengah ketidakpastian akibat pandemi COVID-19, panggilan untuk mengabdi kepada masyarakat justru semakin kuat.
Sebagai seorang mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi, Universitas Subang, saya mendapatkan kesempatan berharga untuk melaksanakan KKN di Desa Cibogo, Kabupaten Subang.
Ini bukan sekadar cerita tentang pelaksanaan program kerja, melainkan sebuah portofolio tentang kemampuan beradaptasi, memecahkan masalah, dan menerapkan ilmu komunikasi di tengah krisis yang nyata.
Latar Belakang: KKN di Tengah Tantangan Global
KKN Tematik COVID-19 yang saya jalani berfokus pada "Pencegahan dan Penanggulangan Dampak COVID-19".
Berbeda dari KKN konvensional yang mengandalkan interaksi tatap muka massal, KKN 2021 menuntut kami untuk berpikir kreatif.
Desa Cibogo, dengan karakteristik masyarakatnya yang beragam, menjadi kanvas bagi saya untuk mengaplikasikan teori komunikasi dalam praktik dengan protokol kesehatan yang ketat sebagai bingkainya.
Tantangan utamanya jelas: Bagaimana menyampaikan pesan secara efektif dan membangun kedekatan dengan warga, ketika interaksi fisik harus diminimalisir? Di sinilah peran strategis seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi diuji.
Di tengah keterbatasan, saya merancang dan melaksanakan beberapa program kerja yang berpusat pada pemanfaatan media dan komunikasi strategis.
1. Program Edukasi Protokol Kesehatan Melalui Media Kreatif
- Tantangan: Kejenuhan informasi dan hoaks seputar COVID-19 membuat masyarakat abai terhadap protokol kesehatan (prokes).
- Solusi Komunikasi: Saya tidak hanya membagikan pamflet, tetapi juga merancang konten visual yang mudah dipahami dan menarik. Ini termasuk:
- Infografis "5M": yang disebar melalui grup WhatsApp warga dan ditempel di lokasi strategis seperti warung dan balai desa.
- Video pendek edukasi: tentang cara mencuci tangan yang benar dan pentingnya memakai masker, yang menyasar audiens anak muda dan keluarga.
- Hasil: Pesan prokes tersampaikan dengan lebih segar dan mudah diingat, meningkatkan kesadaran warga tanpa terkesan menggurui.
2. Pendampingan Digitalisasi UMKM Lokal
- Tantangan: Banyak pelaku usaha kecil di Desa Cibogo yang penjualannya menurun drastis akibat pembatasan sosial. Mereka belum familiar dengan pemasaran digital.
- Solusi Komunikasi: Saya mengadakan pendampingan terbatas (kelompok kecil dengan prokes ketat) bagi para pelaku UMKM untuk:
- Membuat akun media sosial (Instagram & Facebook) sebagai etalase produk.
- Mengajarkan teknik dasar fotografi produk hanya dengan menggunakan kamera ponsel.
- Menyusun narasi (copywriting) sederhana yang menarik untuk mempromosikan produk mereka.
- Hasil: Beberapa UMKM mulai menerima pesanan melalui WhatsApp dan media sosial, membuka kanal pendapatan baru di tengah situasi sulit.
3. Sosialisasi Pentingnya Vaksinasi
- Tantangan: Keraguan dan misinformasi mengenai vaksinasi COVID-19 masih tinggi di kalangan masyarakat.
- Solusi Komunikasi: Melakukan pendekatan komunikasi interpersonal secara *door-to-door* (dengan izin dan prokes) kepada beberapa tokoh masyarakat dan warga. Saya berperan sebagai komunikator yang mendengarkan kekhawatiran mereka, memberikan data dari sumber terpercaya, dan meluruskan informasi yang keliru dengan bahasa yang sederhana.
- Hasil: Membantu membangun kepercayaan dan mendorong partisipasi warga dalam program vaksinasi yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat.
KKN di masa pandemi ini memberikan pelajaran yang jauh lebih dalam dari yang saya bayangkan.
- Adaptabilitas dan Pemecahan Masalah: Situasi memaksa saya untuk terus berinovasi. Ketika satu rencana tidak bisa berjalan karena pembatasan, saya harus cepat mencari alternatif lain. Kemampuan ini sangat krusial di dunia kerja yang dinamis.
- Komunikasi Krisis dalam Skala Mikro: Saya belajar bagaimana menyampaikan pesan sensitif (kesehatan dan krisis) kepada audiens yang beragam dengan empati dan kejelasan.
- Penerapan Komunikasi Digital yang Efektif: Pengalaman ini membuktikan bahwa teknologi digital adalah alat yang sangat kuat untuk pemberdayaan masyarakat, jika digunakan dengan strategi yang tepat.
- Kecerdasan Kultural dan Empati: Berinteraksi langsung dengan warga Desa Cibogo, mendengarkan keluh kesah mereka di tengah pandemi, mengasah kepekaan dan kemampuan saya untuk memahami audiens dari berbagai latar belakang.
KKN di Desa Cibogo, Kabupaten Subang pada tahun 2021 bukan hanya sekadar kewajiban akademik. Bagi saya, ini adalah laboratorium nyata tempat ilmu komunikasi diuji dan ditempa oleh tantangan pandemi COVID-19.
Pengalaman ini mengukuhkan keyakinan saya bahwa komunikasi yang strategis, empatik, dan adaptif adalah kunci untuk membangun jembatan, menyebarkan harapan, dan menciptakan dampak positif, bahkan di masa-masa paling sulit sekalipun.



Posting Komentar